TENGGARONG – Pemerintah Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menguatkan posisi desanya sebagai sentra wisata budaya berbasis tradisi lokal. Salah satunya melalui pengembangan Festival Nutuk Beham menjadi daya tarik wisata unggulan berbasis komunitas.
Festival ini tak hanya menampilkan ritual adat “nutuk” atau menumbuk padi secara gotong royong, tetapi juga menghadirkan seluruh elemen budaya masyarakat Kutai Lawas yang otentik dan sarat makna.
“Kami tidak ingin Nutuk Beham sekadar ritual tahunan. Ini adalah titik tolak untuk membangun pariwisata budaya yang lebih terarah dan inklusif,” ujar Kepala Desa (Kades)Kedang Ipil, Kuspawansyah, Sabtu (19/4/2025).
Tahun ini, Festival Budaya Nutuk Beham kembali digelar pada 9–11 Mei 2025. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 200 warga yang aktif dalam proses adat mulai dari menyiapkan padi gunung, menampi, membuat bongkal beham, hingga penyajian makan beseprah secara kolektif.
Namun, tahun ini konsep festival diperluas. Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar mendorong desa menyiapkan homestay, galeri produk UMKM, serta pelatihan pemandu wisata sebagai bagian dari strategi menjadikan Kedang Ipil sebagai desa wisata budaya permanen.
“Tradisi kuat seperti Nutuk Beham adalah aset langka. Jika dikemas dengan baik, ini bisa mendatangkan wisatawan sekaligus memperkuat ekonomi desa,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto.
Ia mengatakan, Desa Kedang Ipil akan didampingi secara bertahap untuk memperkuat kelembagaan wisata desa, membangun sistem pelayanan wisata, dan menyusun paket kunjungan yang bisa dinikmati wisatawan sepanjang tahun, tak hanya saat festival berlangsung.
Menurut Arianto, Festival Nutuk Beham memiliki nilai jual tinggi karena menggabungkan unsur edukasi, pelestarian adat, dan potensi wisata kuliner lokal. Daya tariknya juga diperkuat dengan suasana pedesaan dan keterlibatan penuh masyarakat adat.
“Ini bukan hanya soal pertunjukan budaya, tapi tentang menawarkan pengalaman hidup bersama warga desa yang menjaga tradisi turun-temurun. Ini yang dicari oleh wisatawan saat ini, keaslian dan interaksi,” tegasnya.
Kedepannya, Dispar Kukar akan memasukkan Festival Nutuk Beham ke dalam kalender event resmi pariwisata Kukar, dan mengusulkan Kedang Ipil sebagai desa rintisan wisata budaya yang mendapat prioritas promosi dan pendampingan.
Tak hanya itu, pelibatan komunitas pelajar, mahasiswa, hingga influencer lokal juga tengah digagas untuk memperluas jangkauan promosi festival ini secara digital. “Bayangkan jika anak-anak muda bisa mengenalkan Nutuk Beham lewat vlog atau media sosial, ini akan menjadi promosi yang jauh lebih berdampak,” ujar Arianto.
Dengan pendekatan budaya yang otentik dan semangat kolaboratif warga, Festival Nutuk Beham diyakini mampu membuka jalan Kedang Ipil menuju destinasi budaya nasional yang hidup dan berkelanjutan.
“Tujuan utama kami adalah agar budaya tetap hidup dan masyarakat ikut sejahtera. Wisata bukan hanya soal pengunjung, tapi bagaimana desa tumbuh bersama nilai-nilai yang diwariskan leluhur,” tutup Kuspawansyah. (Adv)