Banjir Jadi Ancaman Tahunan, Warga Loa Janan Ulu dan Purwajaya Harap Solusi Nyata

Oleh redaksi

pada Kamis, 10 Juli 2025

Camat Loa Janan, Heri Rusnadi. (Istimewa)

TENGGARONG – Hujan deras di Desa Loa Janan Ulu dan Purwajaya tak lagi sekadar fenomena alam, melainkan tanda peringatan datangnya bencana. Setiap musim hujan, dua wilayah di hilir Sungai Loa Janan ini kerap terendam banjir. Bahkan pada Mei 2025 lalu, air bah datang dua kali dalam dua pekan, merendam rumah warga dan merusak infrastruktur.

Camat Loa Janan, Heri Rusnadi, menegaskan pihaknya tidak tinggal diam. Ia bersama instansi teknis bergerak mencari langkah penyelamatan untuk mengakhiri siklus bencana yang telah menjadi momok tahunan.

Baca juga  Kukar Luncurkan SPR, Langkah Awal Regenerasi Peternak Muda

“Loa Janan Ulu berada di hilir, sehingga jika aliran air tersumbat, dampaknya langsung terasa di sini. Pada 12–13 Mei banjir besar melanda, lalu kembali pada 27 Mei. Kami kini fokus mencari solusi agar kejadian seperti ini tak terulang,” ujarnya, Kamis (10/7/2025).

Upaya penanganan mulai disusun secara konkret. Pihak kecamatan dan para pemangku kepentingan telah menyepakati matriks rencana aksi, mencakup langkah jangka pendek hingga jangka panjang. Saat ini, identifikasi lahan dan sosialisasi ke warga menjadi tahap awal yang sedang dijalankan.

Baca juga  Transaksi UMKM Tembus Rp5 Triliun, Pemkab Kukar Raih Penghargaan Inabuyer Award 2025

Koordinasi lintas wilayah menjadi prioritas, mengingat aliran sungai menghubungkan wilayah Kukar dan Kota Samarinda. Pemerintah Kecamatan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) serta Pemprov Kaltim terus melakukan pembahasan agar program normalisasi berjalan efektif.

“Yang terpenting sekarang semua pihak sudah bergerak. Ini bukan hanya masalah Loa Janan, tapi masalah bersama,” tegas Heri.

Selain banjir, ia juga menyoroti potensi longsor di KM 28 yang masih dalam penanganan. Balai Jalan tengah membangun jalur darurat, sementara penyebab longsor masih dikaji.

Baca juga  Air Bersih Jadi PR Besar Pesisir Anggana, Solusi Disesuaikan Karakter Tiap Desa

“Ganti rugi belum bisa diputuskan karena penyebab pasti belum jelas. Ada dugaan akibat tambang, tapi hasil geolistrik menunjukkan adanya lapisan batuan lemah. Kami menunggu hasil kajian lanjutan,” jelasnya.

Kepala Desa Loa Janan Ulu, Supariyo, menyambut baik perhatian yang mulai diberikan. Ia menegaskan normalisasi Sungai Loa Janan sudah lama menjadi harapan warga.

“Dari dulu kami berharap sungai ini dinormalisasi. Itu langkah paling penting agar desa kami tak terus-menerus dilanda banjir,” ungkapnya penuh harap.
(Adv)

Bagikan: