TENGGARONG – Desa Mulawarman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), memantapkan langkah melawan ancaman alih fungsi lahan akibat ekspansi pertambangan. Kuncinya ada pada peran generasi muda yang kini digerakkan untuk menghidupkan kembali pertanian sebagai penopang ekonomi dan ketahanan pangan desa.
Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, menegaskan regenerasi petani harus dimulai sekarang. Ia ingin pemuda meninggalkan mental ketergantungan pada bantuan dan beralih pada budaya produktif. “Kemandirian itu kunci. Kita ingin pemuda menjadi pelaku utama, bukan penonton,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).
Sebagai langkah awal, dibentuk kelompok tani milenial yang mulai menggarap lahan, memproduksi sayuran, dan menerapkan metode pertanian modern. Upaya ini diharapkan mampu membuktikan bahwa bertani tetap menjanjikan secara ekonomi, asalkan dikelola dengan inovasi dan kolaborasi.
Mulyono mengingatkan bahwa lahan produktif Mulawarman adalah aset vital. Tanpa perlindungan yang jelas, ancaman kehilangan lahan pertanian hanya tinggal menunggu waktu. Karena itu, ia mendorong Pemkab Kukar menetapkan zona hijau pertanian melalui SK resmi yang mengikat.
“Zona pertanian harus dilindungi. Ini bukan hanya soal desa kami, tapi masa depan pangan daerah,” tegasnya.
Gerakan ini tidak sekadar menghidupkan sektor pertanian, tetapi juga membentuk kesadaran kolektif bahwa mempertahankan lahan adalah investasi jangka panjang. “Kalau tidak mulai dari sekarang, siapa lagi yang akan menjaganya,” tutup Mulyono. (Adv)