BKPSDM Kukar Kembangkan Sistem Pelatihan Terintegrasi, Jawab Tantangan Efisiensi Anggaran

Oleh redaksi

pada Kamis, 20 Maret 2025

Sekretaris BKPSDM Kukar, Rokip (Istimewa)

TENGGARONG – Di tengah keterbatasan anggaran pelatihan tahun 2025, Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah strategis untuk menjaga mutu dan profesionalisme Aparatur Sipil Negara (ASN).

Salah satunya dengan menyiapkan Sistem Pengembangan Kompetensi Terintegrasi, yang menjadi program prioritas dalam pengembangan sumber daya manusia.

Sekretaris BKPSDM Kukar, Rokip, menyampaikan bahwa sistem ini dirancang untuk mengatasi keterbatasan anggaran pelatihan yang dialami banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Baca juga  Redkar Kukar Asah Keterampilan Lewat Lomba Ketangkasan Ramadan

“Saat ini, banyak OPD mengalami pengurangan anggaran pelatihan. Oleh karena itu, kami merancang sistem daring yang memungkinkan ASN tetap bisa meningkatkan kompetensinya tanpa harus terkendala anggaran besar. Sistem ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan pelatihan OPD dengan lebih efektif,” jelasnya, Kamis (20/3/2025).

Ide pengembangan sistem ini lahir dari hasil evaluasi dua tahun terakhir yang menunjukkan kurang optimalnya pelaporan pelatihan oleh OPD ke BKPSDM. Hal ini menyebabkan rendahnya capaian indeks profesionalitas ASN, meskipun anggaran yang digunakan cukup besar.

Baca juga  DPP Gerindra Usung Dendi Suryadi dan Alif Turiadi di Pilkada Kukar

“Anggaran pengembangan kompetensi itu cukup tinggi, tetapi data pelatihannya tidak terhimpun secara baik, sehingga indeks profesionalitas ASN di Kukar dianggap rendah. Dengan sistem ini, semuanya akan tercatat dan lebih terorganisir,” ungkapnya.

Melalui sistem terintegrasi ini, semua kegiatan pelatihan ASN akan tercatat dalam satu platform digital yang dapat diakses baik oleh pegawai maupun OPD masing-masing.

Baca juga  Koperasi Sawit Belayan Sejahtera Sumbang Rp 1 Miliar PPN per Bulan

“Sistem ini akan memastikan bahwa semua data terekam dengan baik. ASN juga bisa melihat perkembangan mereka sendiri, apakah sudah memenuhi target pelatihan 20 jam per tahun atau belum,” tandasnya. (Adv)

Bagikan: