TENGGARONG – Suara tabuhan ritmis, teriakan semangat, dan atraksi penuh kreativitas mewarnai malam-malam sahur di Kota Tenggarong selama bulan suci Ramadhan 1446 H. Di tengah suasana religius dan kebersamaan, satu tim berhasil menyita perhatian dan dinobatkan sebagai yang terbaik di Lomba Begerakan Sahur dalam ajang IRMA Ramadhan Fair 2025. Tim tersebut adalah Sri Muntai.
Digelar oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) bekerja sama dengan Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), kegiatan ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan semangat Ramadhan melalui budaya lokal yang dikemas dalam nuansa kekinian.
“Untuk mengisi kegiatan bulan Ramadhan ini, ada kolaborasi yang dilakukan Pemkab Kukar melalui Dispar dengan Masjid SAMS. Tujuannya untuk menumbuhkan semangat para pemuda menunjukkan karya mereka, serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui lorong-lorong Ramadhan yang diisi para pelaku UMKM,” jelas Asisten III Sekretariat Daerah Kukar, Dafip Haryanto, saat menutup acara pada Kamis (27/03/2025) malam.
Lomba Begerakan Sahur sendiri menjadi magnet tersendiri di IRMA Fair 2025. Mengangkat kembali tradisi membangunkan sahur khas masyarakat pesisir Mahakam, para peserta berlomba menunjukkan kreativitas mereka melalui alat musik tradisional, yel-yel khas, hingga atraksi teatrikal yang mencuri perhatian.
Tim Sri Muntai tampil gemilang dengan pendekatan yang inovatif namun tetap menjaga kekayaan nilai-nilai lokal. Kekompakan tim, kemeriahan penampilan, dan semangat dalam membangkitkan tradisi sahur menjadi kunci kemenangan mereka.
Selain Lomba Begerakan Sahur, IRMA Ramadhan Fair 2025 juga menyuguhkan berbagai kompetisi lainnya yang menyasar semua kalangan. Di antaranya Lomba Habsyi, Fashion Show Busana Muslim, Kreasi Odah Bejual, Mewarnai Anak, Ranking 1 Islami, Lomba Videografi, Review Produk Lokal (LPR), hingga Lomba Anak Sholeh.
Seluruh rangkaian acara mendapat sambutan meriah dari warga Tenggarong dan sekitarnya, menjadikan event ini bukan hanya ajang syiar, tetapi juga perayaan kreativitas yang inklusif.
Dafip Haryanto menilai IRMA Ramadhan Fair sebagai ruang penting untuk memperkuat peran pemuda dalam pembangunan daerah, khususnya dalam sektor ekonomi kreatif.
“Selain ajang kompetisi, ini harus menjadi penggerak lahirnya ide-ide baru dari generasi muda Kukar. Apa yang telah dilakukan dalam IRMA Fair ini diharapkan menjadi pemicu kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan semacam ini perlu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap relevan dan berdampak luas. “Semoga IRMA ini bisa terus beradaptasi, menjadi teladan, dan sumber inspirasi bagi masyarakat luas,” pungkasnya. (Adv)