TENGGARONG – Kota Juang Sangasanga kini tidak hanya dikenal sebagai saksi sejarah perjuangan rakyat Kalimantan Timur (Kaltim), tetapi juga sebagai pelopor digitalisasi wisata sejarah di Kutai Kartanegara (Kukar). Lewat inovasi SiMATA Pejuang, pengunjung kini dapat menelusuri kisah heroik para pejuang cukup dengan memindai barcode yang tersedia di setiap monumen bersejarah.
Inovasi ini menjadi jembatan antara generasi modern dan nilai-nilai sejarah lokal. Melalui sistem informasi berbasis QR code, wisatawan tak hanya melihat monumen sebagai benda mati, melainkan bisa berinteraksi langsung dengan narasi perjuangan yang dikemas secara edukatif dan menarik.
“Melalui sistem ini, wisatawan bisa langsung mengakses sejarah setiap monumen hanya dengan memindai barcode yang tersedia. Tak perlu lagi bertanya atau mencari-cari sumber lain, semua informasi langsung tersaji dengan akurat dan interaktif,” jelas Camat Sangasanga, Dachriansyah, Sabtu (29/3/2025).
Ia menuturkan bahwa ide awal SiMATA Pejuang muncul dari pelatihan kepemimpinan yang diikuti staf kecamatan. Inspirasi ini kemudian diwujudkan menjadi sistem digital yang kini sudah diterapkan di lima monumen utama di Sangasanga.
Langkah ini menjadi tonggak baru dalam pengelolaan wisata sejarah, dengan orientasi tidak hanya pada pelestarian fisik, tetapi juga pada penyampaian nilai sejarah secara inklusif dan berbasis teknologi.
“Kami ingin semua monumen di Sangasanga memiliki barcode SiMATA Pejuang, agar wisatawan dapat dengan mudah mengakses informasi sejarah yang benar dan mendalam,” tambah Dachriansyah.
Dalam waktu dekat, pihak kecamatan bersama Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar akan memperluas cakupan sistem ini ke seluruh titik bersejarah di Sangasanga. Sekaligus memperkuat fasilitas pendukung wisata seperti area informasi, papan penunjuk digital, dan konten multimedia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, menyambut positif terobosan ini. Ia menilai SiMATA Pejuang sejalan dengan visi Kukar dalam memperkuat wisata edukatif berbasis teknologi.
“Kami menyambut sangat positif inovasi SiMATA Pejuang ini. Ini sejalan dengan semangat Dispar Kukar untuk mendorong digitalisasi sektor pariwisata, terutama untuk destinasi yang mengusung nilai sejarah seperti Sangasanga,” ujar Arianto.
Lebih dari sekadar modernisasi, inovasi ini dianggap penting untuk menyesuaikan pariwisata sejarah dengan karakter wisatawan masa kini, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi dan visual interaktif.
“Melalui inovasi seperti SiMATA Pejuang, wisata sejarah tidak lagi membosankan. Justru bisa menjadi daya tarik baru yang membuat generasi muda semakin tertarik mengenal sejarah bangsanya,” tutup Arianto. (Adv)