TENGGARONG — Libur Lebaran 2025 membawa kabar gembira bagi sektor pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar). Salah satu destinasi yang mengalami lonjakan pengunjung signifikan adalah Danau Tanjung Sarai di Desa Kedang Murung, Kecamatan Kota Bangun.
Destinasi ini mencatat kunjungan ribuan wisatawan hanya dalam beberapa hari, melebihi angka kunjungan pada momen libur biasanya. Kepala Desa (Kades) Kedang Murung, Junaidy, menyebut bahwa antusiasme pengunjung kali ini luar biasa tinggi.
“Alhamdulillah, tahun ini benar-benar ramai. Pengunjung datang dari berbagai penjuru Kukar, bahkan dari luar daerah. Sudah bukan ratusan lagi, tapi ribuan yang datang,” ujar Junaidy, Kamis (3/4/2025).
Danau Tanjung Sarai dikenal dengan panorama alamnya yang unik. Tiga pulau alami yang berada di tengah danau menjadi ikon yang memikat. Lokasinya kini makin mudah dijangkau berkat perbaikan akses jalan yang sudah disemenisasi dan diperlebar, sehingga kendaraan pribadi dapat langsung mencapai tepi danau.
“Tidak seperti tempat lain yang mengharuskan naik perahu dulu, di sini wisatawan bisa langsung datang lewat jalur darat. Itu jadi nilai tambah bagi kami,” jelas Junaidy.
Danau ini dibuka setiap hari pukul 10.00 hingga 18.00 WITA tanpa memungut tiket masuk. Pengunjung hanya membayar parkir sebesar Rp5 ribu. Ragam wahana juga disediakan, mulai dari perahu kayuh dengan tarif Rp15 ribu per 20 menit.
Kemudian ada juga perahu gembar untuk anak-anak, perahu biasa dengan tarif Rp10 ribu per orang. Hingga jembatan selfie sepanjang 200 meter yang menjorok ke tengah danau, favorit pengunjung untuk berswafoto.
Meski pengunjung membludak, pengelolaan kawasan wisata ini masih dilakukan secara swadaya. Hanya empat petugas harian yang bertugas menjaga kebersihan dan keamanan, ditambah gotong royong rutin bersama warga setiap Jumat sore.
“Danau ini danau alami, terhubung langsung ke sungai besar. Airnya jernih karena jalur masuknya dari aliran alami. Banyak yang baru tahu keunikan ini saat berkunjung,” tambah Junaidy.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Diapar) Kukar, Arianto, turut mengapresiasi pengelolaan berbasis komunitas di Danau Tanjung Sarai. Menurutnya, destinasi ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong bisa menjadi kekuatan utama dalam membangun pariwisata berkelanjutan.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat bisa mengelola potensi daerah dengan baik. Kita tentu akan dukung dengan sarana dan promosi jika dampaknya terus tumbuh seperti ini,” ujarnya.
Arianto menilai bahwa destinasi seperti Danau Tanjung Sarai bukan sekadar tempat wisata, melainkan simbol partisipasi warga dalam pembangunan ekonomi lokal. Pemerintah daerah pun siap memberikan dukungan lanjutan, selama pengelolaannya tetap berakar pada kekuatan masyarakat.
“Wisata berbasis gotong royong seperti ini bukan hanya menghidupkan ekonomi, tapi juga menjaga nilai sosial dan budaya setempat. Ini bukan bisnis biasa, tapi kekuatan kolektif,” tegasnya. (Adv)