Muara Kaman, Jejak Kerajaan Hindu Tertua Nusantara yang Jadi Magnet Wisata Religi di Kukar

Oleh redaksi

pada Sabtu, 5 April 2025

Prasasti Lesong Batu di Muara Kaman (Istimewa)

TENGGARONG — Di balik tenangnya aliran Sungai Mahakam dan kedalaman hutan Kalimantan Timur (Kaltim), tersimpan jejak peradaban besar yang kini menjadi salah satu destinasi wisata religi paling bernilai di Indonesia. Tepatnya di Desa Brubus, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), berdiri situs religi Hindu tertua di Nusantara, peninggalan langsung dari Kerajaan Kutai Martadipura.

Situs ini dikenal luas dengan keberadaan Prasasti Lesong Batu, sebuah batu memanjang di atas bukit yang dipercaya sebagai tempat tinggal Dewa Brahma. Batu sakral ini menjadi tujuan spiritual utama bagi umat Hindu, terutama dari Bali, yang datang untuk berziarah dan bermeditasi.

Baca juga  DiskopUKM Kukar Gelar Rapat Evaluasi Pembentukan Koperasi Merah Putih

“Kalau umat Islam naik haji ke Mekkah, umat Hindu dari Bali menyebut ziarah ke Lesong Batu ini sebagai semacam ‘naik haji’ juga,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, Sabtu (5/4/2025).

Lesong Batu bukan sekadar peninggalan arkeologis, tapi juga simbol spiritual yang hidup dalam kesadaran keagamaan umat Hindu. Keaslian situs dan atmosfer sakral di sekitarnya memberi pengalaman batin yang mendalam bagi para peziarah.

Arianto mengungkapkan bahwa Pemkab Kukar bersama Dinas Pariwisata berencana melakukan penataan ulang situs ini, termasuk memperbaiki jalur akses, membangun fasilitas penunjang, serta menjaga nilai otentik dan kesakralannya.

“Kami sudah menjajaki kerja sama dengan investor dari Bali yang tertarik ikut mengembangkan kawasan ini, tentu dengan pendekatan budaya dan keagamaan yang tepat,” jelasnya.

Baca juga  Hadiri Pelantiak KNPI Kukar, Bupati Dorong Pemuda Jadi Motor Inovasi Daerah

Upaya ini diharapkan dapat mengangkat posisi Muara Kaman sebagai destinasi wisata religi nasional dan internasional, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar melalui sektor pariwisata spiritual.

Tak hanya kaya akan nilai religi, Muara Kaman juga merupakan situs sejarah penting dalam peradaban Nusantara. Di wilayah ini ditemukan Prasasti Yupa yang ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, menyebut nama Raja Mulawarman, keturunan dari Kundungga dan Aswawarman. Prasasti ini bertarikh abad ke-4 Masehi dan menjadi bukti tertua adanya sistem kerajaan di Indonesia.

Baca juga  Bupati Kukar Tegaskan Revitalisasi Jembatan Besi Tetap Hormati Nilai Sejarah

Keberadaan dua sungai besar, Mahakam dan Kedang Rantau menambah nilai geografis situs ini. Pengunjung yang beruntung bahkan bisa menyaksikan pesut Mahakam berkejaran di permukaan air, menambah kesan magis dalam perjalanan spiritual.

Sebagai pembeda, Kerajaan Kutai Martadipura atau Kutai Muara Kaman adalah entitas yang berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang muncul jauh kemudian, sekitar abad ke-13, dengan pusat pemerintahan awal di Kutai Lama, Kecamatan Anggana.

“Muara Kaman adalah awal mula. Tempat di mana sejarah, spiritualitas, dan alam berpadu jadi satu. Ini bukan sekadar wisata, ini warisan leluhur,” tutup Arianto. (Adv)

Bagikan: