Kukar Siapkan Tiga Desa Wisata Baru, Termasuk Kampung Inggris Sebagai Eduwisata Pertama di Kaltim

Oleh redaksi

pada Rabu, 16 April 2025

Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto (Istimewa)

TENGGARONG — Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus bergerak dinamis dalam memperluas peta pariwisatanya. Tahun ini, tiga desa wisata baru tengah dipersiapkan untuk dikembangkan secara serius oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, yakni Desa Sumber Sari, Desa Loa Duri Ilir, dan Desa Muara Siran.

Yang paling mencuri perhatian adalah gagasan menjadikan Desa Sumber Sari sebagai “Kampung Inggris” pertama di Kalimantan Timur (Kaltim). Inovasi eduwisata yang tak hanya menyasar wisatawan, tetapi juga kaum muda yang ingin belajar bahasa asing di lingkungan yang imersif.

“Kami ingin memadukan pendidikan dan wisata. Konsep Kampung Inggris seperti di Pare akan kami bawa ke Kukar, dengan nuansa lokal yang kuat,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, Rabu (16/4/2025).

Baca juga  Gencar Sosialisasi Keliling, Diskop UKM Kukar Jemput Bola Bina UMKM Hingga ke Pelosok

Rencananya, desa ini akan dirancang sebagai ruang belajar berbasis komunitas, di mana interaksi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris, lengkap dengan tutor lokal maupun relawan dari luar daerah. Wisatawan pun bisa merasakan pengalaman tinggal bersama warga sambil belajar bahasa, budaya, dan tradisi lokal.

Sementara itu, dua desa lain juga memiliki potensi yang tak kalah kuat. Desa Loa Duri Ilir akan diarahkan sebagai desa budaya dengan keunggulan aksesibilitas dan kekayaan etnik, sedangkan Desa Muara Siran, yang berada di tepi Danau Melintang, akan difokuskan pada pengembangan wisata air dan ekowisata berbasis kearifan Dayak.

Baca juga  Disperkim Kukar Fokus Genjot Sertifikasi Aset Daerah untuk Tingkatkan PAD

“Khusus Muara Siran, ini bisa menjadi ikon wisata air pedalaman. Tapi tantangannya besar, terutama soal infrastruktur,” ujar Arianto.

Ia menyebutkan bahwa keberhasilan program desa wisata sangat ditentukan oleh kesiapan infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, dan sinyal komunikasi. Oleh karena itu, pihaknya telah membuka komunikasi dengan Pemprov Kaltim dan kementerian terkait agar dukungan pembangunan tidak berhenti di level kabupaten.

Baca juga  DP3A Kukar Genjot Akses Layanan SAPA 129 untuk Tangani Kasus Kekerasan

“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus ada keterlibatan banyak pihak, termasuk swasta dan perguruan tinggi. Apalagi desa wisata butuh penguatan kelembagaan dan SDM secara terus-menerus,” tambahnya.

Arianto menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam membangun ekosistem pariwisata desa. Pemerintah, masyarakat, pelaku UMKM, hingga generasi muda harus dirangkul sejak tahap awal agar model pengembangan benar-benar inklusif dan berkelanjutan.

“Kalau masyarakat dilibatkan dari awal, mereka akan merasa memiliki. Dan itu kunci sukses utama dalam mengembangkan desa wisata,” tegasnya. (Adv)

Bagikan: