TENGGARONG – Objek wisata Danau Kumbara di Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara (Kukar), terus dibenahi. Bekas galian tambang ini kini berubah menjadi salah satu destinasi favorit warga, terutama di kawasan hulu Kukar.
Dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Danau Kumbara dilengkapi sejumlah fasilitas baru seperti aula serbaguna, wahana air, dan area glamping. Selain menambah kenyamanan pengunjung, fasilitas ini juga dirancang untuk menarik wisatawan keluarga dan komunitas.
“Kami sudah bangun akses jalan 800 meter, aula besar, gazebo, toilet umum, dan kolam anak-anak. Semua untuk meningkatkan pelayanan,” kata Kepala Desa (Kades) Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, Sabtu (3/5/2025).
Aula yang dibangun mampu menampung hingga 200 orang dan bisa digunakan untuk berbagai acara. Pemerintah desa juga menyediakan kolam renang anak sebagai alternatif bermain air yang aman, mengingat danau ini cukup dalam karena merupakan bekas tambang.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar turut mendukung pengembangan Danau Kumbara dengan memberikan bantuan wahana air seperti perahu bebek fiber dan tenda glamping pada 2024. Wahana ini menjadi favorit, terutama bagi anak-anak dan pengunjung yang datang bersama keluarga.
“Danau Kumbara ini berkembang karena dikelola dengan serius. Kami mendukung karena potensinya kuat dan dikelola langsung oleh masyarakat,” ujar Kabid Pengembangan Destinasi Dispar Kukar, M Ridha Fatrianta.
Selain wahana air, desa juga rutin menggelar hiburan seperti live music dan senam Zumba massal saat akhir pekan. Hal ini menambah daya tarik dan membuat kawasan danau tak hanya jadi tempat wisata, tapi juga pusat kegiatan sosial masyarakat.
Area UMKM juga tersedia, menjual makanan ringan, minuman herbal, dan kerajinan tangan warga. Pemerintah desa memberi ruang kepada pelaku usaha lokal agar dampak ekonomi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Dengan dukungan infrastruktur yang terus diperbaiki dan aktivitas wisata yang semakin beragam, Danau Kumbara diproyeksikan menjadi ikon wisata baru di Kukar. Pemerintah desa berharap model pengelolaan ini bisa jadi contoh untuk destinasi wisata berbasis komunitas lainnya. (Adv)
