Tak Lagi Sekadar Ramai, Pengembangan Wisata di Kukar Harus Relevan dan Berkelanjutan

Oleh redaksi

pada Jumat, 16 Mei 2025

Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto (Istinewa)

TENGGARONG – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai menata ulang fondasi pengembangan pariwisata. Setelah bertahun-tahun dikenal lewat gemerlap festival dan pesta budaya, kini arah kompas pun bergeser. Dari keramaian sesaat menuju pariwisata yang berbasis pengetahuan, inklusif, dan tahan uji zaman.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa pariwisata Kukar ke depan tidak bisa hanya mengandalkan daya tarik visual atau kerumunan event musiman. Diperlukan pendekatan berbasis riset, kolaborasi lintas sektor, dan peta jalan yang ditopang oleh data.

Baca juga  Wujudkan Layanan Kesehatan Ramah Disabilitas, Dinkes Kukar Fokus pada Pelatihan dan Pemerataan Terapis

“Keramaian itu penting, tapi tidak cukup. Kita butuh kerangka pikir baru yang bisa menjawab kebutuhan jangka panjang. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita melibatkan perguruan tinggi dan komunitas riset,” ungkap Arianto, Jumat (16/5/2025).

Langkah ini menjadi titik balik penting dalam membangun sektor wisata yang benar-benar berakar pada realitas sosial masyarakat. Dispar Kukar kini aktif menjalin kerja sama dengan kalangan akademisi untuk menyusun kebijakan berbasis kajian ilmiah. Mulai dari perencanaan destinasi, pemetaan potensi lokal, hingga pola pemberdayaan ekonomi kreatif.

Baca juga  Seni Pertunjukan Jadi Sorotan di Pesta Laut Pesisir, Kukar Tampilkan Identitas Budaya yang Hidup

Menurut Arianto, pengembangan pariwisata tidak lagi bisa berdiri sendiri sebagai kegiatan hiburan. Ia harus hadir sebagai solusi ekonomi yang inklusif, membuka ruang inovasi, serta menumbuhkan kapasitas warga sebagai pelaku utama, bukan penonton.

“Kita sedang menyusun peta kebutuhan SDM wisata berdasarkan kekuatan lokal di tiap kecamatan. Misalnya, daerah pesisir butuh keahlian pemandu ekowisata, sementara kawasan budaya perlu pelestari warisan dan kurator lokal,” jelasnya.

Upaya ini juga memperkuat posisi Kukar dalam mengembangkan konsep wisata berbasis komunitas. Di mana masyarakat bukan hanya penerima manfaat, tapi juga pencipta nilai dan pengalaman wisata itu sendiri.

Baca juga  Bukti Kekuatan Wisata Berbasis Warga, Danau Tanjung Sarai Jadi Primadoana Selama Libur Lebaran

Lebih jauh, Arianto menekankan pentingnya meninggalkan pola lama yang menggantungkan citra pariwisata pada euforia festival belaka. Menurutnya, festival tetap penting, tapi harus didukung ekosistem kuat yang melibatkan SDM terlatih, promosi digital yang konsisten, dan inovasi produk wisata yang otentik.

“Pariwisata ke depan bukan tentang siapa yang paling ramai, tapi siapa yang paling siap dan paling relevan dengan kebutuhan pengunjung,” pungkasnya. (Adv)

Bagikan: