TENGGARONG – Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terhadap kemajuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kian terasa.
Tak sekadar wacana, berbagai bentuk pembinaan dan dukungan yang dilakukan melalui Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) mulai dirasakan manfaatnya oleh para pelaku usaha, salah satunya Mia, produsen Amplang Ballet asal Tenggarong.
Mia merupakan contoh nyata pelaku UMKM yang merasakan langsung perubahan positif dalam usahanya setelah mengikuti berbagai program pembinaan dari Diskop UKM Kukar.
Mulai dari pelatihan kewirausahaan, pendampingan promosi digital, hingga partisipasi dalam pameran produk lokal, semuanya membuka jalan bagi usahanya untuk berkembang lebih cepat dan menjangkau pasar yang lebih luas.
“Pengaruhnya cukup besar, terutama setelah saya ikut pelatihan dari Dinas UMKM. Saya jadi lebih paham cara mengelola keuangan dan membuat strategi pemasaran digital. Itu sangat membantu perkembangan usaha saya,” ungkap Mia, Rabu (21/5/2025).
Tak hanya dari sisi pengetahuan, Mia juga mengakui dukungan pemerintah berupa penyediaan stand pameran dan fasilitas promosi produk lokal memberi peluang besar bagi pelaku usaha kecil untuk tampil dan dikenal masyarakat luas.
“Kalau kami bergerak sendiri, upaya promosi terbatas. Tapi karena dibantu ikut pameran dan event oleh dinas, produk kami jadi makin dikenal,” tambahnya dengan penuh semangat.
Ia berharap program seperti ini tidak berhenti hanya pada satu-dua pelaku usaha, tetapi terus diperluas dan diperkuat agar semakin banyak UMKM di Kukar yang bisa bangkit dan bersaing secara sehat.
“Harapan saya, pembinaan ini tidak berhenti. Masih banyak pelaku UMKM yang butuh pendampingan seperti ini agar bisa berkembang,” tutupnya.
Senada dengan hal itu, Kepala Bidang Pengembangan UKM Diskop UKM Kukar, Fathul Alamin, menyampaikan bahwa pembinaan UMKM di Kukar dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Bukan hanya sekadar pelatihan awal, tetapi juga mencakup perizinan, pengembangan produk, hingga perluasan pasar.
“Pembinaan kami itu pola kerjanya hulu ke hilir. Di awal, kami mengadakan pelatihan kewirausahaan agar masyarakat tertarik dan siap memulai usaha,” jelasnya.
Bagi mereka yang sudah memulai usaha, Diskop UKM Kukar turut membantu dari sisi legalitas. Berbagai izin penting seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), izin PIRT, sertifikasi halal, bahkan izin BPOM disiapkan tanpa pungutan biaya.
“Kita fasilitasi secara gratis. Mulai dari NIB, PIRT, Halal, hingga BPOM, agar produk mereka bisa masuk pasar modern,” tegas Fathul.
Diskop UKM juga menyediakan akses permodalan melalui program Kredit Kukar Idaman, yang menawarkan pinjaman tanpa bunga (0%) sebagai bentuk stimulan agar pelaku usaha bisa mengembangkan bisnisnya tanpa terbebani cicilan berat.
“Setelah modal tersedia, kami bantu juga pengembangan usaha seperti desain kemasan, promosi, dan digitalisasi pemasaran agar produk mereka lebih dikenal,” sambungnya.
Lebih lanjut, pembinaan tidak hanya dilakukan oleh Diskop UKM saja. Pemerintah Kukar juga membangun sinergi lintas sektor dengan melibatkan dinas-dinas lain seperti Dinas Pariwisata, Dispora, Perdagangan, dan Pemberdayaan Perempuan.
Kolaborasi ini bertujuan memastikan tidak ada kelompok masyarakat pelaku usaha yang tertinggal.
“Harapannya, dengan pembinaan ini, UMKM di Kukar dapat berkembang, meningkatkan omset, dan bisa masuk ke pasar yang lebih besar, termasuk toko modern,” pungkas Fathul.
Dengan strategi hulu ke hilir, pembinaan menyeluruh, dan fasilitas kemudahan izin serta permodalan, Pemkab Kukar menunjukkan keseriusannya menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
Bagi pelaku usaha, inilah saat terbaik untuk bangkit, berinovasi, dan membawa produk Kukar mendunia. (Adv)