TENGGARONG – Sektor distribusi gas LPG mencuat sebagai pilihan usaha paling diminati dalam pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Fenomena ini muncul seiring percepatan pembentukan koperasi yang diinisiasi pemerintah sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan dan perlindungan pelaku UMKM.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Taufik Zulfian Noor, menjelaskan bahwa setiap Koperasi Merah Putih diarahkan menjalankan tujuh sektor usaha.
Enam sektor bersifat seragam dan menjadi program nasional, yakni pengadaan sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek, sistem pergudangan/cold storage, serta sarana logistik desa atau kelurahan.
“Satu sektor lainnya fleksibel, tergantung potensi dan kebutuhan lokal. Di Kukar, yang paling banyak diajukan adalah sektor distribusi gas LPG,” ujar Taufik saat ditemui pada Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, pemilihan sektor LPG ini bukan tanpa alasan. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Kukar, khususnya pelaku UMKM kuliner, kerap dihadapkan pada kelangkaan gas LPG yang berdampak langsung pada biaya produksi.
Kondisi itu memperlihatkan betapa pentingnya keterlibatan koperasi dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga LPG di tingkat lokal.
“Ini tidak lepas dari pengalaman masyarakat menghadapi kelangkaan LPG beberapa waktu lalu yang sempat menyebabkan lonjakan harga,” terang Taufik.
Ia menambahkan, dengan keterlibatan koperasi, distribusi LPG dapat dilakukan lebih efisien dan transparan, serta menekan potensi penimbunan atau permainan harga oleh oknum tak bertanggung jawab.
Hal ini penting agar pelaku usaha kecil tidak tertekan dan tetap mampu bertahan di tengah fluktuasi ekonomi.
“LPG menjadi salah satu komoditas utama yang dibutuhkan UMKM, terutama sektor kuliner. Jika harganya mahal, mereka kesulitan menjaga margin. Sementara kalau jual mahal, kehilangan daya saing, kalau jual murah bisa rugi. Harapannya, produk UMKM tetap murah tapi tidak murahan,” tegasnya.
Taufik menyebutkan, Pemkab Kukar sangat mendukung keberadaan Koperasi Merah Putih karena koperasi ini dirancang untuk menjadi pilar ekonomi kerakyatan yang aktif, bukan hanya secara administratif tetapi juga dalam praktik usaha yang nyata.
Ke depan, pihaknya akan terus memberikan pendampingan, pelatihan, hingga akses permodalan kepada koperasi-koperasi yang aktif dan inovatif.
Termasuk mendukung mereka dalam menjalin kerja sama distribusi dengan agen atau pihak resmi penyedia LPG.
“Dengan koperasi sebagai distributor, kita harapkan distribusi LPG bisa lebih merata, tepat sasaran, dan membantu stabilisasi harga di tingkat akar rumput,” tutupnya. (Adv)