TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri menegaskan komitmennya untuk menyelamatkan Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), satwa endemik Sungai Mahakam yang kini terancam punah.
Dengan populasi yang diperkirakan hanya tersisa 62 ekor, Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Aulia–Rendi bergerak cepat menggelar koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, termasuk Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Dinas Perikanan, guna merumuskan strategi konservasi kolaboratif berbasis teknologi.
Fokus awal diarahkan pada pemenuhan pakan alami pesut, di antaranya dengan restocking benih ikan di kawasan Danau Semayang. Pemkab juga menggandeng PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untuk mengembangkan sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan.
“Keramba tradisional milik warga secara bertahap digantikan dengan model yang minim gangguan terhadap habitat pesut,” jelas Aulia, Selasa (8/7/2025).
Sebagai inovasi, keramba dan tempirai nelayan akan dilengkapi chip pemancar sinyal ultrasonik yang memberi peringatan bagi pesut agar menjauh dari zona berisiko, sehingga dapat mencegah cedera akibat aktivitas perikanan.
“Pesut Mahakam adalah satwa kritis dengan populasi kurang dari 80 ekor. Kita perlu solusi konkret dan kerja lintas sektor untuk melindunginya,” tegasnya.
Aulia menekankan, pelestarian pesut tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Pemkab Kukar turut melibatkan komunitas lokal dan lembaga riset untuk memantau efektivitas program secara berkelanjutan.
“Keberhasilan program ini memerlukan keterlibatan masyarakat dan pihak swasta sebagai kunci utama,” pungkasnya.
(Adv)