Solidaritas Warga Muara Muntai Ilir Jadi Senjata Ampuh Tekan Stunting

Oleh redaksi

pada Jumat, 25 Juli 2025

Kades Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur. (Istimewa)

TENGGARONG – Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar) membuktikan bahwa keberhasilan menekan stunting tak hanya soal bantuan pemerintah, tetapi juga kekuatan gotong royong warga. Dalam setahun, angka balita berisiko stunting di desa ini turun drastis dari 33 menjadi 15 anak.

Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, mengatakan capaian ini lahir dari kolaborasi erat antara pemerintah desa, kader posyandu, ketua RT, dan masyarakat. Mereka kompak mengawal setiap langkah pencegahan, mulai dari pendataan, pemeriksaan, hingga edukasi keluarga.

Baca juga  Desa Kahala Perkuat Kemandirian Pangan, Fokus Perluasan Lahan Pertanian

“Kuncinya di kekompakan. Semua elemen desa bergerak bersama, saling mengingatkan dan membantu,” ujarnya, Jumat (25/7/2025).

Desa rutin menggelar rembuk stunting sebagai forum evaluasi, memastikan program selalu sesuai dengan kondisi lapangan. Salah satu prioritasnya adalah memastikan peralatan posyandu seperti timbangan dan alat ukur tinggi badan selalu akurat, agar data perkembangan anak tidak keliru.

Baca juga  Bupati Kukar Aulia Rahman Basri Launching Koperasi Merah Putih

Tak hanya itu, kader posyandu bersama ketua RT juga aktif menjemput bola. Mereka mendatangi rumah warga yang enggan membawa anaknya ke posyandu, memastikan setiap balita mendapat pemantauan kesehatan rutin.

Pendekatan ini diperkuat dengan evaluasi bulanan, sehingga posyandu selalu dalam kondisi siap siaga menghadapi potensi kasus gizi buruk.

“Posyandu bukan hanya tempat timbang berat badan, tapi pusat pengawasan tumbuh kembang anak di desa,” jelas Arifadin.

Baca juga  Pembangunan di Samboja Melesat, Camat Pastikan Proyek Sesuai Target

Menurutnya, capaian 50 persen penurunan stunting ini baru langkah awal. Desa menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, angka balita berisiko bisa ditekan hingga nol.

“Kami masih terus mengupayakan berbagai program lanjutan. Harapannya, tidak ada lagi anak yang tumbuh tidak optimal karena kekurangan gizi,” pungkasnya. (Adv)

Bagikan: