Tiga Program Strategis Distanak Kukar Dukung Target Kemandirian Pangan 2025

Oleh redaksi

pada Senin, 14 April 2025

Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik (Istimewa)

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan daerah. Melalui langkah kebijakan yang terukur dan implementasi program lapangan yang konkret, Pemkab Kukar berupaya mendorong kemandirian pangan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara berkelanjutan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa sekitar 70 persen dari total anggaran Distanak untuk tahun 2025 diarahkan langsung untuk mendukung produktivitas petani. Upaya tersebut diwujudkan dalam tiga program besar yang saat ini tengah digencarkan.

Baca juga  Ditargetkan Rampung Pada 2026, Gedung Ekraf Kukar Disiapkan Jadi Pusat Inovasi dan Kreativitas

“Program pertama adalah pembangunan infrastruktur pertanian seperti embung, saluran irigasi, hingga akses jalan ke lahan tani. Ini penting untuk menjamin kelancaran produksi di lapangan,” jelas Taufik, Senin (14/4/2025).

Program kedua berfokus pada penyediaan sarana produksi kepada petani. Bantuan ini berupa benih unggul, pupuk, dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan). Sedangkan program ketiga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas petani melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan teknis secara berkala.

Baca juga  Dipar Kukar Pastikan Kukar Land Kembali Hadir di 2025 dengan Konsep yang Lebih Meriah

Menurut Taufik, ketiga program ini menjadi landasan kuat dalam membangun sektor pertanian Kukar yang lebih mandiri dan tangguh menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Selain sektor pertanian, pembangunan kemandirian pangan di Kukar juga mencakup sektor peternakan. Meskipun Kukar telah berhasil memenuhi kebutuhan daging ayam secara mandiri, ketersediaan daging sapi masih bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

“Untuk daging sapi, apalagi saat musim kurban, kita masih bergantung dari luar. Ini menjadi perhatian kami ke depan,” ucapnya.

Baca juga  Bank Sampah Jadi Strategi Kelurahan Loa Ipuh Tangani Permasalahan Sampah

Taufik mengakui bahwa upaya ini tidak lepas dari berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim yang menyebabkan ketidakpastian musim tanam dan risiko banjir musiman, hingga penyakit hewan yang dapat mengganggu populasi ternak.

“Perjalanan menuju kemandirian pangan memang tidak mudah, tapi ini bukan alasan untuk menyerah. Kami terus berbenah, memperkuat sinergi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha,” tegasnya. (Adv)

Bagikan: