TENGGARONG — Di tengah denyut aktivitas Kota Tenggarong, Taman Tanjong kini bersiap memainkan peran baru sebagai pusat pertunjukan seni dan ruang ekspresi budaya. Terletak di kawasan eks Perumahan Tanjung, taman yang awalnya hanya dikenal sebagai ruang terbuka hijau kini sedang dikembangkan menjadi titik temu kreativitas masyarakat Kukar.
Dengan keberadaan panggung pertunjukan permanen, Taman Tanjong dirancang untuk menjadi etalase bagi seni pertunjukan lokal, sekaligus wahana kolaborasi lintas komunitas seni dan pelaku ekonomi kreatif.
“Kita ingin Taman Tanjong ini menjadi panggung hidup yang menyala setiap pekan. Tempat di mana seniman tampil, masyarakat menikmati, dan ekonomi kreatif bergerak,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Arianto, Senin (7/4/2025).
Menurut Arianto, pengelolaan panggung akan dilakukan secara terjadwal dan terbuka bagi berbagai genre seni, mulai dari musik, tari, teater, hingga pertunjukan tradisional khas Kutai. Kukar, katanya, memiliki banyak talenta yang perlu diberi ruang tampil secara reguler agar ekosistem seni lokal terus berkembang.
Tak hanya terbuka bagi seniman lokal, Taman Tanjong juga dirancang untuk menjadi lokasi pertunjukan lintas daerah. Arianto menyebutkan bahwa hadirnya penampil dari luar Kukar akan menjadi warna tambahan, menciptakan pertukaran budaya yang sehat sekaligus memperluas jangkauan pengunjung.
“Kita ingin kombinasi. Talent lokal adalah prioritas, tapi kehadiran artis dari luar daerah juga bisa menarik audiens yang lebih luas dan memberi inspirasi baru bagi pelaku seni di sini,” ungkapnya.
Pengelolaan taman ini akan melibatkan kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dispar mengoordinasikan jadwal kegiatan seni, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) menjaga taman tetap asri, Dinas Koperasi dan UKM memfasilitasi pelaku usaha kecil, Dians Perhubungan (Dishub) mengatur lalu lintas dan parkir, serta Satpol PP menjaga ketertiban kawasan.
Sinergi ini, kata Arianto, juga akan dikembangkan lebih luas dengan mengintegrasikan Taman Tanjong bersama Taman Titik Nol dan Simpang Odah Etam (SEO) sebagai satu kawasan rekreasi dan budaya terpadu di pusat kota.
“Bayangkan kawasan jantung kota yang setiap akhir pekan dipenuhi musik, pasar seni, pertunjukan rakyat, dan kuliner lokal. Itulah gambaran Kukar ke depan: kota yang hidup dari energi budayanya sendiri,” tegas Arianto.
Sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif, Taman Tanjong juga akan menyediakan stand-stand UMKM binaan, tempat pelaku usaha kecil bisa memasarkan produk kuliner, kriya, dan hasil kreatif lainnya secara langsung kepada pengunjung.
“Ini akan menjadi ruang publik yang lengkap. Tempat masyarakat bersantai, seniman berekspresi, dan pelaku usaha tumbuh bersama,” tambahnya. (ADV)