TENGGARONG — Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam menghidupkan kembali pesona Pulau Kumala terus menunjukkan progres signifikan. Salah satu proyek andalan yang tengah digarap adalah pembangunan wahana waterboom, yang kini telah mencapai tahap pengerjaan 70 persen.
Pulau Kumala, yang sebelumnya dikenal sebagai ruang terbuka hijau dan taman hiburan keluarga, kini diarahkan menjadi destinasi wisata tematik berbasis keluarga, dengan waterboom sebagai ikon barunya.
“Progres pembangunan waterboom sudah 70 persen. Kami fokus agar fasilitas ini dapat selesai dan siap digunakan secara optimal,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Arianto, Selasa (8/4/2025).
Wahana ini dibangun sejak 2023 di atas lahan seluas 3,8 hektare. Hingga kini, dua kolam utama telah selesai, dan dua wahana tambahan. Yakni kolam arus dan kolam ombak yang masih akan menyusul. Seluruh fasilitas dirancang untuk menghadirkan pengalaman bermain air yang aman, seru, dan inklusif bagi semua kelompok usia.
“Konsepnya bukan sekadar taman bermain air biasa. Waterboom ini kami desain agar ramah untuk anak-anak, remaja, hingga orang tua. Ini akan jadi ruang rekreasi keluarga yang lengkap,” jelas Arianto.
Di tengah dinamika penganggaran daerah, proyek ini tetap dilanjutkan secara bertahap. Meski sempat menghadapi tantangan dalam penyesuaian alokasi anggaran, Dispar Kukar memastikan bahwa komitmen pemerintah terhadap proyek ini tidak berubah.
“Kami optimistis proyek ini selesai sesuai target. Rasionalisasi anggaran tidak menyurutkan komitmen untuk menuntaskan revitalisasi Pulau Kumala,” tegasnya.
Pembangunan waterboom juga menjadi bagian dari rencana besar revitalisasi Pulau Kumala, yang mencakup perbaikan jalur pedestrian, penambahan sistem penerangan, penyegaran taman, serta pembangunan fasilitas komunitas seperti area piknik dan spot foto tematik.
Arianto meyakini bahwa dengan selesainya waterboom dan infrastruktur pendukung lainnya, Pulau Kumala akan bangkit sebagai destinasi wisata utama Kukar, mampu bersaing dengan objek wisata lain di Kalimantan Timur (Kaltim)
“Ini bukan hanya soal membangun wahana, tapi membangun ekosistem pariwisata yang ramah keluarga, mendukung ekonomi kreatif, dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat,” tutupnya. (Adv)